BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Pelaksanaan OJT
PT PLN (Persero) Pusdiklat sebagai
penyelenggara diklat di perusahaan,
menyelenggarakan
berbagai jenis diklat yang dibutuhkan perusahaan sesuai
dengan kebutuhan
kompetensi jabatan dan kebutuhan kompetensi perusahaan.
Jenis diklat
yang diselenggarakan terdiri dari jenis diklat :
a. Diklat Seleksi Pegawai Baru.
b. Diklat Profesi.
c. Diklat Penjenjangan.
d. Diklat Penunjang.
e. Diklat Pembekalan Masa Purna Bakti.
Diklat Seleksi Pegawai Baru diberikan kepada
seseorang sebagai proses
rekrutmen untuk
dapat diangkat menjadi Pegawai Baru. Diklat tersebut terdiri dari
Diklat
Prajabatan, Program Co-Operative Education, Program Kerjasama dengan
Lembaga
Pendidikan Tinggi. On the Job Training (OJT) merupakan salah satu
progran diklat
prajabatan yang harus diikuti oleh Siswa Prajabatan SMA/SMK.
1.2
Dasar
dan Tujuan Pelaksanaan OJT
Dasar dari pelaksanaan OJT ini merupakan implementasi dari kebijakan
Direksi PT PLN (Persero) yang tercantum dalam Surat Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) No. 412.K/DIR/2008 tentang SISDIKLAT.
Dalam keputusan
tersebut disebutkan bahwa program diklat prajabatan meliputi program diklat
sebagai berikut :
a.
Pembinaan
Fisik dan Metal (Kesamaptaan).
b.
Pengenalan
Perusahaan.
c.
Pembidangan
sesuai proyeksi jabatan pertama di perseroan.
d.
Pemagangan
(On the Job Training) sesuai proyeksi jabatan pertama di perseroan.
Sebagai salah satu program yang dapat memenuhi
kebutuhan kompetensijabatan, khususnya keterampilan dan sikap kerja, maka
kepada Siswa Prajabatan SMA/SMK diwajibkan untuk mengikuti On the Job Training
(OJT).Dengan demikian yang bersangkutan diharapkan dapat memenuhi persyaratan
kebutuhankompetensi jabatan sesuai dengan proyeksi
jabatan pertama di Perseroan.
1.3 Maksud Pelaksanaan On The Job Training
(OJT)
Maksud pelaksanaan On The Job
Training (OJT) ini adalah agar siswa OJT memiliki kompetensi sesuai dengan
Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ). Dengan pelaksanaan OJT ini maka akan
memberikan kesempatan kepada siswa OJT untuk membangun dan memunculkan
kompetensi sesuai dengan KKJ sehingga perusahaan dapat menyeleksi kesesuaian
siswa terhadap kebutuhan perusahaan.
BAB II
PROFIL UNIT
2.1 Struktur Organisasi Sektor Pembangkitan Ombilin
Sektor Pembangkitan Ombilin merupakan PLTU mulut tambang
yang semula direncanakan beroperasi tahun 1986, namun realisasinya baru mulai
beroperasi sejak tahun 1996. PLTU Ombilin ini memiliki 2 unit, dimana PLTU
Ombilin menghasilkan daya listrik terpasang 2 x 100 MW dan memiliki misi
menjalankan kegiatan usaha berwawasan lingkungan.
Sektor Pembangkitan Ombilin adalah Sektor Non
Koordinatif dengan tugas pokok melaksanakan kegiatan pembangkitan tenaga
listrik di daerah kerjanya secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Sektor Pembangkitan Ombilin mempunyai
tugas sebagai berikut:
1.
Perencanaan dan pelaksanaan
pengoperasian pembangkit tenaga listrik
2.
Pemeliharaan unit-unit
pembangkit tenaga listrik
3.
Pembinaan satuan organisasi
Pusat Listrik yang dikoordinasikan
4.
Pengelolaan sumberdaya manusia,
keuangan, material, dan administrasi.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana
dimaksud, Sektor Pembangkitan Ombilin terdiri atas :
1.
Unsur Pimpinan adalah Manajer
Sektor
2.
Unsur Pembantu Pimpinan :
a)
Asisten Manajer Enjinering yang
didukung dengan jabatan-jabatan fungsional, yang mempunyai tugas pokok
melakukan perencanaan dan evaluasi pengoperasian, pemeliharaan unit-unit
pembangkit tenaga listrik.
b)
Asisten Manajer Coal dan Ash
Handling yang didukung dengan jabatan-jabatan struktural dan fungsional, yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan instalasi
Coal dan AshHandling serta pengelolaan bahan bakar sesuai dengan rencana dan
prosedur yang ditetapkan.
c)
Asisten Manajer Operasi yang
didukung jabatan-jabatan struktural dan fungsional, yang memiliki tugas pokok
melaksanakan pengoperasian unit-unit pembangkit sesuai dengan rencana dan
prosedur yang ditetapkan.
d)
Asisten Manajer Pemeliharaan
yang didukung dengan jabatan-jabatan struktural dan fungsional, dengan tugas
pokok adalah melaksanakan pemeliharaan pembangkit tenaga listrik sesuai dengan
rencana dan prosedur yang ditetapkan.
e)
Asisten Manajer SDM dan
Administrasi yang didukung jabatan-jabatan struktural dan fungsional, dengan
tugas pokok adalah penyelenggaraan tata usaha kepegawaian, kesekretariatan,
logistic/angkutan, pergudangan, administrasi bahan bakar/minyak pelumas,
anggaran dan keuangan serta akuntansi.
2.2
Proses Bisnis
Sektor Pembangkitan Ombilin memiliki unit-unit sebagai
berikut :
1.
PLTU Unit 1 dan Unit 2
2.
PLTG Pauh Limo
A.
Proses pengangkutan dan pembakaran batubara
PLTU Ombilin juga disebut sebagai PLTU mulut tambang, karena
letaknya berdampingan dengan tambang batubara. Tambang batubara ini awal
pengolahannya di bawah PT BA (Persero) dan PT AIC, akan tetapi karena kemampuan
pasok mereka terbatas sehingga PLTU Ombilin melaksanakan pembelian dengan
sistem spot market, yaitu pembelian langsung kepada pemasok lain, baik pemasok
yang ada disekitar tambang Sawahlunto maupun pemasok dari luar daerah
Sawahlunto. Sistem Pengangkutan dilaksanakan dengan armada Truk ke
PLTU.Batubara yang diangkut dengan Truk ditampung di Coalyard sebelum
dimasukkan kedalam Bunker Mill. Transportasi batubara dari Coalyard ke bunker
mill menggunakan Belt Conveyor yang dilengkapi dengan Magnetik Separator.
Didalam Mill, batubara
digiling/dihaluskan sehingga menjadi serbuk halus yang selanjutnya melalui
udara primary serbuk batubara tersebut dihembuskan keruang bakar sehingga
terbakar dan menghasilkan panas yang memanasi air pada tube-tube Boiler.
B.
Sistem Penanganan Limbah Sisa Pembakaran
Bahan bakar batubara merupakan jenis bahan bakar padat dan apabila
dibakar akan meninggalkan sisa yang berbentuk padat. Sisa bahan bakar ini akan
berdampak tidak baik terhadap lingkungan disekitarnya apabila tidak ditangani
secara baik dan kontiniu. Pada Pusat Pembangkitan PLTU sisa bakar yang
dihasilkan antara lain:
a.
Sisa
pembakaran yang berbentuk abu terbang (fly ash)
b.
Sisa
pembakaran yang berbentuk abu berat (bottom ash)
Masing-masing sisa pembakaran
tersebut mempunyai bentuk fisik yang berbeda sehinggasistem penanggulangannya
pun berbeda. Abu terbang (fly ash) ini sangat ringan sehingga mudah terbawa
bersama gas buang melalui cerobong asap, sedang abu berat (bottom ash) tidak.
Setelah proses pembakaran dalam Boiler, abu berat(bottom ash)akan langsung
jatuh kebawah karena pengaruh gravitasi bumi, sedangkan abu ringan(fly ash)
ditangkap dengan menggunakan alat
penangkap debu yang disebut dengan Electrostatic Precipitator/ EP. Selanjutnya
baik abu terbang maupun abu berat diangkut dengan fasilitas kendaraan (dump
truck) untuk dibuang ke lokasi yang sudah ditentukan diluar lokasi PLTU.
C.
Sistem Gas Buang (Flue gas system) PLTU
Ombilin
Pencampuran
udara dan bahan bakar yang bereaksi dalam ruang bakar menghasilkan panas yang
digunakan untuk memanaskan air di boiler. Tetapi juga menghasilkan produk lain menghasilkan
produk lain seperti gas buang (Flue gas),
gas buang ini mengalir dari ruang bakar melalui saluran gas buang menuju
cerobong dan melewati superheater, ekonomizer, air heater, elektrostatic
precipitator, induced draft fan dan keluar ke cerobong.
Superheater adalah serangkaian peralatan yang berfungsi untuk
memanaskan uap basah yang keluar dari boiler drum untuk menjadi uap kering,
superheater PLTU Ombilin terdiri dari Low
temperatur superheater (LTSH), Desuperheater,
dan High temperatursuperheater
(HTSH).
Air heater adalah
pemanas udara sebelum masuk ke ruang bakar sehingga dapat meningkatkan
kesempurnaan proses pembakaran diruang bakar. Air heater PLTU Ombilin merupakan
tipe Tubular Air heater yang terdiri dari kumpulan pipa – pipa baja, dimana gas
panas mengalir di dalam pipa dan udara mengalir diluar pipa.
Electrostatic precipitator adalah peralatan yang berfungsi untuk menangkap abu
terbang (Fly ash) di dalam gas buang
yang akan keluar cerobong menggunakan elektroda arus DC bertegangan tinggi dan
dapat menangkap ± 99 % abu
terbang dalam gas buang. Gas buang tersebut dihisap dan didorong ke cerobong
oleh Induced Draft Fan.
Gambar 2.3.3Sistem Gas Buang (Flue gas)
D.
Sistem Pengolahan
Air di PLTU
Sistem pengolahan air di PLTU
Ombilin meliputi proses penjernihan air sungai dan Proses pemurnian air.
4.1 Proses
penjernihan air sungai (Pre
treatment plant)
Air yang
telah bersih dan jernih dari Settling Basin dipompa ke Filtered Water Fit (
Clear Well ) melewati Sand Filter untuk mengontrol kwalitas air agar bebas dari
unsur suspense.Air dari bak ini telah bebas dari unsur-unsur padat maupun
kuman-kuman. Air di Filtered Water Fit ini masih mengandung ion-ion positif dan
ion-ion negatif, sehingga untuk memperoleh air yang murni, air tersebut
terlebih dahulu disaring kembali dalam Carbon Filter agar diperoleh air yang
benar-benar bebas dari material-material padat dan selanjutnya dialirkan ke
Tangki Resin penukar kation, yang berfungsi untuk mengikat ion-ion positif. Untuk
mengikat ion-ion negatif selanjutnya air tersebut dialirkan ke Tangki Resin penukar
anion. Untuk meyakinkan air tersebut betul-betul bebas dari ion positif dan ion negative maka air dialirkan lagi ke
Tangki Mixed Bed.
Tangki Mixed
Bed ini berisi resin penukar kation dan anion. Resin-resin yang digunakan untuk
mengikat ion-ion lambat laun akan jenuh selama produksi air dalam volume
tertentu, maka untuk mengaktifkan kembali resin-resin tersebut dilakukan
regenerasi (pencucian) dengan menggunakan bahan kimia Sulfuric Acid (H2SO4)
untuk kation dan Caustic Soda (NaOH) untuk anion. Air limbah dari hasil
regenerasi sebelum dibuang ke sungai
terlebih dahulu dinetralkan di dalam tangki Neutralizing Tankagar pH 7-8
dengan menginjeksikan bahan kimia Sulfuric Acid (H2SO4)
dan Caustic Soda (NaOH) yang dikontrol secara otomatis.
4.2
Proses pemurnian air (water treatment plant)
Air yang telah bersih dan jernih
dari Settling Basin dipompa ke Filtered Water Fit ( Clear Well ) melewati Sand
Filter untuk mengontrol kwalitas air agar bebas dari unsur suspense.Air dari
bak ini telah bebas dari unsur-unsur padat maupun kuman-kuman. Air di Filtered
Water Fit ini masih mengandung ion-ion positif dan ion-ion negatif, sehingga
untuk memperoleh air yang murni, air tersebut terlebih dahulu disaring kembali
dalam Carbon Filter agar diperoleh air yang benar-benar bebas dari
material-material padat dan selanjutnya dialirkan ke Tangki Resin penukar
kation, yang berfungsi untuk mengikat ion-ion positif. Untuk mengikat ion-ion
negatif selanjutnya air tersebut dialirkan ke Tangki Resin penukar anion. Untuk
meyakinkan air tersebut betul-betul bebas dari ion positif dan ion negative maka air dialirkan lagi ke
Tangki Mixed Bed. Tangki Mixed Bed ini berisi resin penukar kation dan anion.
Resin-resin yang digunakan untuk mengikat ion-ion lambat laun akan jenuh selama
produksi air dalam volume tertentu, maka untuk mengaktifkan kembali resin-resin
tersebut dilakukan regenerasi (pencucian) dengan menggunakan bahan kimia Sulfuric
Acid (H2SO4) untuk kation dan Caustic Soda (NaOH) untuk
anion. Air limbah dari hasil regenerasi sebelum dibuang ke sungai terlebih dahulu dinetralkan di dalam tangki
Neutralizing Tankagar pH 7-8 dengan menginjeksikan bahan kimia Sulfuric Acid (H2SO4)
dan Caustic Soda (NaOH) yang dikontrol secara otomatis.
E.
Sirkulasi air dan
uap PLTU
Air
dari Kondensor yang dipompakan oleh Condensat Pump diteruskan ke pemanas air
tekanan rendah (Low Pressure Heater/LP
Heater) untuk dipanaskan, pemanasnya di dapatkan dari uap extraksi turbin, Air dari LP Heater
diteruskan ke Dearator untuk
dipanaskan dan menghilangkan gas – gas yang terlarut
didalam
air, pemanasnya didapatkan dari uap extraksi turbin tekanan menengah dan main
steam,
Dari Dearator, dengan Boiler Feed Pump, air diteruskan ke
pemanas air tekanan tinggi (High Pressure
Heater/HP Heater) untuk dipanaskan lebih lanjut,
pemanasnya didapatkan dari uap ektraksi turbin, kemudian ke Economizer untuk dipanaskan, pemanasnya didapatkan dari gas bekas hasil pembakaran
di ruang bakar,
dan terakhir masuk ke dalam Boiler Drum.Air yang berada di
Boiler Drum akan bersirkulasi turun melalui Down ComermenujuHeaderBoiler Tube di bagian bawah Boiler. Dari Header Boiler
Tube, air didistribusikan ke Riser Pipe
untuk dipanaskan, pemanasnya dari panas pembakaran diruang bakar, air
disini masih berupa Uap basah, kemudian naik ke
Boiler Drum, air dan uap akan dipisahkan oleh Separator, air akan bersirkulasi kembali sedangkan uap akan
dipanaskan kembali di pemanas lanjut LTSH (Low
temperatur superheater) dan HTSH (High
temperatur superheater) untuk
dipanaskan menjadi uap kering. Di antara LTSH dan HTSH ada Desuperheater berfungsi untuk menstabilkan uap kering yang akan
masuk ke turbin. Selanjutnya Uap kering tersebut diteruskan
untuk memutarTurbin. Uap bekas
memutar sudu-sudu Turbin tersebut diteruskan ke Kondensor untuk dikondensasikan
menjadi air. Bila air di kondensor ini kurang maka akan ditambahkan
dari tangki Deminiralizer melalui pompa SER (Make up condensor pump), Air kondensasi ini dipompa kembali untuk mengisi
Boiler Drum. Siklus ini berlangsung terus menerus dengan teratur.
Proses kondensasi uap bekas didalam kondensor,
menggunakan media pendingin air yang sirkulasi dalam
pipa-pipa kondensor yaitu dengan sistem resilkulasi menggunakan menara
air pendingin (Cooling Tower). Air
pendingin ini temperaturnya akan naik setelah mengambil panas dalam proses
kondensasi uap, untuk mendinginkan kembali diperlukan fan yang berfungsi
sebagai penarik udara secara paksa ke atmosfir yang dipasang pada menara air
pendingin.
BAB III
PELAKSANAAN OJT
Salama mengikuti OJT Penulis mengisi formasi dibidang
Operasi, dibawah Asisten Manajer Operasi yang dipimpin oleh Bapak Syaiful
Iskak. Namun dalam pelaksanaan OJT Penulis lebih banyak dibimbing oleh Mentor
yang dalam hal ini adalah Supervisor Operasi Shift B, bapak Muharman .
Untuk
selanjutnya dalam Bab ini Penulis hanya menekankan pada bagian Operasi. Adapun tugas
dan tanggungjawab dari bagian Operasi adalah:
1.
Mengawasi danmemeriksa kondisi peralatan Boiler lokal maupun Turbin
Lokal.
2.
Membantu mengendalikan gangguan unit.
3.
Melakukan Patrol Check dan House Keeping
Adapun materi yang penulis dapat selama mengikuti
kegiatan OJT pada bagian Operasi adalah:
1.
Memahami fungsi operasi dan
kelayakan operasi peralatan.
2.
Memahami prosedur keselamatan
kerja.
3.
Mengenal dan memahami fungsi
peralatan Boiler lokal dan Turbin Lokal.
4.
Mengetahui prosedur
pengoperasian unit peralatan Boiler dan Turbin beserta alat bantunya sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN
4.1 Kesimpulan
1.
Memahami siklus PLTU Ombilin
dan cara kerja peralatan secara umum.
2.
Mengetahui prosedur
pengoperasian unit terutama peralatan Boiler local dan Turbin local beserta
alat bantunya sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).
3.
Membantu mengatasi gangguan
ringan dilokal, seperti melakukan pengaturan pembukaan HV401 untuk mengatur
level Drum, backwash pada Boster Pump dan cleaning filter pada sistem FAR.
4.2
Saran
Dari
pelaksanaan OJT ini dapat disarankan agar pelaksanaan OJT dilaksanakan pada
satu unit yang telah ditunjuk sehingga
Mentee dapat lebih fokus dalam memahami permasalahan unit tersebut dan dapat
lebih memahami sistem kerja unit itu secara keseluruhan.
BAB
V
DAFTAR
PUSTAKA
1.
PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatra Bagian Selatan Sektor Pembangkitan Ombilin, PLTU OMBILIN 2 X 100 MW, Enjinering, Sawahlunto,2011.
2.
Operation Manual FDF ( Forced
Draft Fan ),BOOK 1 of 1, Volume 1,GEC ALSTHOM : PT
PLN PLTU Ombilin 2 X 100 MW coal fider
unit 1
3.
Operation Manual iDF (
Induced Draft Fan ),BOOK 1 of 1, Volume 1,GEC
ALSTHOM : PT PLN PLTU Ombilin 2 X 100 MW
coal fider unit 1
4.
GEC ALSTHOM, Operation and Service Procedures Ombilin
Power Plant.