PLTU Ombilin ( Sejarah dan Proses Bisnis )

Jumat, 07 Juni 2013


BAB I

PENDAHULUAN

1.1                    Latar Belakang Pelaksanaan OJT
                       
      PT PLN (Persero) Pusdiklat sebagai penyelenggara diklat di perusahaan,
menyelenggarakan berbagai jenis diklat yang dibutuhkan perusahaan sesuai
dengan kebutuhan kompetensi jabatan dan kebutuhan kompetensi perusahaan.
Jenis diklat yang diselenggarakan terdiri dari jenis diklat :
a. Diklat Seleksi Pegawai Baru.
b. Diklat Profesi.
c. Diklat Penjenjangan.
d. Diklat Penunjang.
e. Diklat Pembekalan Masa Purna Bakti.

     Diklat Seleksi Pegawai Baru diberikan kepada seseorang sebagai proses
rekrutmen untuk dapat diangkat menjadi Pegawai Baru. Diklat tersebut terdiri dari
Diklat Prajabatan, Program Co-Operative Education, Program Kerjasama dengan
Lembaga Pendidikan Tinggi. On the Job Training (OJT) merupakan salah satu
progran diklat prajabatan yang harus diikuti oleh Siswa Prajabatan SMA/SMK.


1.2                    Dasar dan Tujuan Pelaksanaan OJT
            Dasar dari pelaksanaan OJT ini merupakan implementasi dari kebijakan Direksi PT PLN (Persero) yang tercantum dalam Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 412.K/DIR/2008 tentang SISDIKLAT.
Dalam keputusan tersebut disebutkan bahwa program diklat prajabatan meliputi program diklat sebagai berikut :
a.    Pembinaan Fisik dan Metal (Kesamaptaan).
b.    Pengenalan Perusahaan.
c.    Pembidangan sesuai proyeksi jabatan pertama di perseroan.
d.   Pemagangan (On the Job Training) sesuai proyeksi jabatan pertama di perseroan.
Sebagai salah satu program yang dapat memenuhi kebutuhan kompetensijabatan, khususnya keterampilan dan sikap kerja, maka kepada Siswa Prajabatan SMA/SMK diwajibkan untuk mengikuti On the Job Training (OJT).Dengan demikian yang bersangkutan diharapkan dapat memenuhi persyaratan kebutuhankompetensi jabatan sesuai dengan proyeksi jabatan pertama di Perseroan.


1.3        Maksud Pelaksanaan On The Job Training (OJT)
            Maksud pelaksanaan On The Job Training (OJT) ini adalah agar siswa OJT memiliki kompetensi sesuai dengan Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ). Dengan pelaksanaan OJT ini maka akan memberikan kesempatan kepada siswa OJT untuk membangun dan memunculkan kompetensi sesuai dengan KKJ sehingga perusahaan dapat menyeleksi kesesuaian siswa terhadap kebutuhan perusahaan.

BAB II

PROFIL UNIT

2.1       Struktur Organisasi Sektor Pembangkitan Ombilin

Sektor Pembangkitan Ombilin merupakan PLTU mulut tambang yang semula direncanakan beroperasi tahun 1986, namun realisasinya baru mulai beroperasi sejak tahun 1996. PLTU Ombilin ini memiliki 2 unit, dimana PLTU Ombilin menghasilkan daya listrik terpasang 2 x 100 MW dan memiliki misi menjalankan kegiatan usaha berwawasan lingkungan.
Sektor Pembangkitan Ombilin adalah Sektor Non Koordinatif dengan tugas pokok melaksanakan kegiatan pembangkitan tenaga listrik di daerah kerjanya secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Sektor Pembangkitan Ombilin mempunyai tugas sebagai berikut:
1.      Perencanaan dan pelaksanaan pengoperasian pembangkit tenaga listrik
2.      Pemeliharaan unit-unit pembangkit  tenaga listrik
3.      Pembinaan satuan organisasi Pusat Listrik yang dikoordinasikan
4.      Pengelolaan sumberdaya manusia, keuangan, material, dan administrasi.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud, Sektor Pembangkitan Ombilin terdiri atas :
1.      Unsur Pimpinan adalah Manajer Sektor
2.      Unsur Pembantu Pimpinan :
a)      Asisten Manajer Enjinering yang didukung dengan jabatan-jabatan fungsional, yang mempunyai tugas pokok melakukan perencanaan dan evaluasi pengoperasian, pemeliharaan unit-unit pembangkit tenaga listrik.
b)      Asisten Manajer Coal dan Ash Handling yang didukung dengan jabatan-jabatan struktural dan fungsional, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan instalasi Coal dan AshHandling serta pengelolaan bahan bakar sesuai dengan rencana dan prosedur yang ditetapkan.
c)      Asisten Manajer Operasi yang didukung jabatan-jabatan struktural dan fungsional, yang memiliki tugas pokok melaksanakan pengoperasian unit-unit pembangkit sesuai dengan rencana dan prosedur yang ditetapkan.
d)     Asisten Manajer Pemeliharaan yang didukung dengan jabatan-jabatan struktural dan fungsional, dengan tugas pokok adalah melaksanakan pemeliharaan pembangkit tenaga listrik sesuai dengan rencana dan prosedur yang ditetapkan.
e)      Asisten Manajer SDM dan Administrasi yang didukung jabatan-jabatan struktural dan fungsional, dengan tugas pokok adalah penyelenggaraan tata usaha kepegawaian, kesekretariatan, logistic/angkutan, pergudangan, administrasi bahan bakar/minyak pelumas, anggaran dan keuangan serta akuntansi.

2.2                   Proses Bisnis
Sektor Pembangkitan Ombilin memiliki unit-unit sebagai berikut :
1.      PLTU Unit 1 dan Unit 2
2.      PLTG Pauh Limo


A.                            Proses pengangkutan dan pembakaran batubara
           PLTU Ombilin juga disebut sebagai PLTU mulut tambang, karena letaknya berdampingan dengan tambang batubara. Tambang batubara ini awal pengolahannya di bawah PT BA (Persero) dan PT AIC, akan tetapi karena kemampuan pasok mereka terbatas sehingga PLTU Ombilin melaksanakan pembelian dengan sistem spot market, yaitu pembelian langsung kepada pemasok lain, baik pemasok yang ada disekitar tambang Sawahlunto maupun pemasok dari luar daerah Sawahlunto. Sistem Pengangkutan dilaksanakan dengan armada Truk ke PLTU.Batubara yang diangkut dengan Truk ditampung di Coalyard sebelum dimasukkan kedalam Bunker Mill. Transportasi batubara dari Coalyard ke bunker mill menggunakan Belt Conveyor yang dilengkapi dengan Magnetik Separator.
            Didalam Mill, batubara digiling/dihaluskan sehingga menjadi serbuk halus yang selanjutnya melalui udara primary serbuk batubara tersebut dihembuskan keruang bakar sehingga terbakar dan menghasilkan panas yang memanasi air pada tube-tube Boiler.


B.                            Sistem Penanganan Limbah Sisa Pembakaran
            Bahan bakar batubara merupakan jenis bahan bakar padat dan apabila dibakar akan meninggalkan sisa yang berbentuk padat. Sisa bahan bakar ini akan berdampak tidak baik terhadap lingkungan disekitarnya apabila tidak ditangani secara baik dan kontiniu. Pada Pusat Pembangkitan PLTU sisa bakar yang dihasilkan antara lain:
a.       Sisa pembakaran yang berbentuk abu terbang (fly ash)
b.      Sisa pembakaran yang berbentuk abu berat (bottom ash)
Masing-masing sisa pembakaran tersebut mempunyai bentuk fisik yang berbeda sehinggasistem penanggulangannya pun berbeda. Abu terbang (fly ash) ini sangat ringan sehingga mudah terbawa bersama gas buang melalui cerobong asap, sedang abu berat (bottom ash) tidak. Setelah proses pembakaran dalam Boiler, abu berat(bottom ash)akan langsung jatuh kebawah karena pengaruh gravitasi bumi, sedangkan abu ringan(fly ash) ditangkap dengan menggunakan  alat penangkap debu yang disebut dengan Electrostatic Precipitator/ EP. Selanjutnya baik abu terbang maupun abu berat diangkut dengan fasilitas kendaraan (dump truck) untuk dibuang ke lokasi yang sudah ditentukan diluar lokasi PLTU.
C.     Sistem Gas Buang (Flue gas system) PLTU Ombilin
Pencampuran udara dan bahan bakar yang bereaksi dalam ruang bakar menghasilkan panas yang digunakan untuk memanaskan air di boiler. Tetapi juga menghasilkan produk lain menghasilkan produk lain seperti gas buang (Flue gas), gas buang ini mengalir dari ruang bakar melalui saluran gas buang menuju cerobong dan melewati superheater, ekonomizer, air heater, elektrostatic precipitator, induced draft fan dan keluar ke cerobong.
Superheater adalah serangkaian peralatan yang berfungsi untuk memanaskan uap basah yang keluar dari boiler drum untuk menjadi uap kering, superheater PLTU Ombilin terdiri dari Low temperatur superheater (LTSH), Desuperheater, dan High temperatursuperheater (HTSH).
      Air heater adalah pemanas udara sebelum masuk ke ruang bakar sehingga dapat meningkatkan kesempurnaan proses pembakaran diruang bakar. Air heater PLTU Ombilin merupakan tipe Tubular Air heater yang terdiri dari kumpulan pipa – pipa baja, dimana gas panas mengalir di dalam pipa dan udara mengalir diluar pipa.
Electrostatic precipitator adalah peralatan yang berfungsi untuk menangkap abu terbang (Fly ash) di dalam gas buang yang akan keluar cerobong menggunakan elektroda arus DC bertegangan tinggi dan dapat menangkap ± 99 % abu terbang dalam gas buang. Gas buang tersebut dihisap dan didorong ke cerobong oleh Induced Draft Fan.
Gambar 2.3.3Sistem Gas Buang (Flue gas)


D.                Sistem Pengolahan Air di PLTU
Sistem pengolahan air di PLTU Ombilin meliputi proses penjernihan air sungai dan Proses pemurnian air.


4.1       Proses penjernihan air sungai (Pre treatment plant)
            Air yang telah bersih dan jernih dari Settling Basin dipompa ke Filtered Water Fit ( Clear Well ) melewati Sand Filter untuk mengontrol kwalitas air agar bebas dari unsur suspense.Air dari bak ini telah bebas dari unsur-unsur padat maupun kuman-kuman. Air di Filtered Water Fit ini masih mengandung ion-ion positif dan ion-ion negatif, sehingga untuk memperoleh air yang murni, air tersebut terlebih dahulu disaring kembali dalam Carbon Filter agar diperoleh air yang benar-benar bebas dari material-material padat dan selanjutnya dialirkan ke Tangki Resin penukar kation, yang berfungsi untuk mengikat ion-ion positif. Untuk mengikat ion-ion negatif selanjutnya air tersebut dialirkan ke Tangki Resin penukar anion. Untuk meyakinkan air tersebut betul-betul bebas dari ion positif  dan ion negative maka air dialirkan lagi ke Tangki Mixed Bed.
            Tangki Mixed Bed ini berisi resin penukar kation dan anion. Resin-resin yang digunakan untuk mengikat ion-ion lambat laun akan jenuh selama produksi air dalam volume tertentu, maka untuk mengaktifkan kembali resin-resin tersebut dilakukan regenerasi (pencucian) dengan menggunakan bahan kimia Sulfuric Acid (H2SO4) untuk kation dan Caustic Soda (NaOH) untuk anion. Air limbah dari hasil regenerasi sebelum dibuang ke sungai  terlebih dahulu dinetralkan di dalam tangki Neutralizing Tankagar pH 7-8 dengan menginjeksikan bahan kimia Sulfuric Acid (H2SO4) dan Caustic Soda (NaOH) yang dikontrol secara otomatis.



4.2                   Proses pemurnian air (water treatment plant)
Air yang telah bersih dan jernih dari Settling Basin dipompa ke Filtered Water Fit ( Clear Well ) melewati Sand Filter untuk mengontrol kwalitas air agar bebas dari unsur suspense.Air dari bak ini telah bebas dari unsur-unsur padat maupun kuman-kuman. Air di Filtered Water Fit ini masih mengandung ion-ion positif dan ion-ion negatif, sehingga untuk memperoleh air yang murni, air tersebut terlebih dahulu disaring kembali dalam Carbon Filter agar diperoleh air yang benar-benar bebas dari material-material padat dan selanjutnya dialirkan ke Tangki Resin penukar kation, yang berfungsi untuk mengikat ion-ion positif. Untuk mengikat ion-ion negatif selanjutnya air tersebut dialirkan ke Tangki Resin penukar anion. Untuk meyakinkan air tersebut betul-betul bebas dari ion positif  dan ion negative maka air dialirkan lagi ke Tangki Mixed Bed. Tangki Mixed Bed ini berisi resin penukar kation dan anion. Resin-resin yang digunakan untuk mengikat ion-ion lambat laun akan jenuh selama produksi air dalam volume tertentu, maka untuk mengaktifkan kembali resin-resin tersebut dilakukan regenerasi (pencucian) dengan menggunakan bahan kimia Sulfuric Acid (H2SO4) untuk kation dan Caustic Soda (NaOH) untuk anion. Air limbah dari hasil regenerasi sebelum dibuang ke sungai  terlebih dahulu dinetralkan di dalam tangki Neutralizing Tankagar pH 7-8 dengan menginjeksikan bahan kimia Sulfuric Acid (H2SO4) dan Caustic Soda (NaOH) yang dikontrol secara otomatis.



E.                Sirkulasi air dan uap PLTU
Air dari Kondensor yang dipompakan oleh Condensat Pump diteruskan ke pemanas air tekanan rendah (Low Pressure Heater/LP Heater) untuk dipanaskan, pemanasnya di dapatkan dari uap extraksi turbin, Air dari LP Heater diteruskan ke Dearator untuk dipanaskan dan menghilangkan gas – gas yang terlarut didalam air, pemanasnya didapatkan dari uap extraksi turbin tekanan menengah dan main steam, Dari  Dearator, dengan Boiler Feed Pump, air diteruskan ke pemanas air tekanan tinggi (High Pressure Heater/HP Heater) untuk dipanaskan lebih lanjut, pemanasnya didapatkan dari uap ektraksi turbin,  kemudian ke Economizer untuk dipanaskan, pemanasnya didapatkan dari gas bekas hasil pembakaran di ruang bakar, dan terakhir masuk ke dalam Boiler Drum.Air yang berada di Boiler Drum akan bersirkulasi turun melalui Down ComermenujuHeaderBoiler Tube di bagian bawah Boiler. Dari Header Boiler Tube, air didistribusikan ke Riser Pipe untuk dipanaskan, pemanasnya dari panas pembakaran diruang bakar, air disini masih berupa Uap basah, kemudian naik ke Boiler Drum, air dan uap akan dipisahkan oleh Separator, air akan bersirkulasi kembali sedangkan uap akan dipanaskan kembali di pemanas lanjut LTSH (Low temperatur superheater) dan HTSH (High temperatur superheater) untuk dipanaskan menjadi uap kering. Di antara LTSH dan HTSH ada Desuperheater berfungsi untuk menstabilkan uap kering yang akan masuk ke turbin. Selanjutnya Uap kering tersebut diteruskan untuk memutarTurbin. Uap bekas memutar sudu-sudu Turbin tersebut diteruskan ke Kondensor untuk dikondensasikan menjadi air. Bila air di kondensor ini kurang maka akan ditambahkan dari tangki Deminiralizer melalui pompa SER (Make up condensor pump), Air kondensasi ini dipompa kembali untuk mengisi Boiler Drum. Siklus ini berlangsung terus menerus dengan teratur.
 Proses kondensasi uap bekas didalam kondensor, menggunakan media pendingin air yang sirkulasi dalam pipa-pipa kondensor yaitu dengan sistem resilkulasi menggunakan menara air pendingin (Cooling Tower). Air pendingin ini temperaturnya akan naik setelah mengambil panas dalam proses kondensasi uap, untuk mendinginkan kembali diperlukan fan yang berfungsi sebagai penarik udara secara paksa ke atmosfir yang dipasang pada menara air pendingin.



BAB III


PELAKSANAAN OJT

Salama mengikuti OJT Penulis mengisi formasi dibidang Operasi, dibawah Asisten Manajer Operasi yang dipimpin oleh Bapak Syaiful Iskak. Namun dalam pelaksanaan OJT Penulis lebih banyak dibimbing oleh Mentor yang dalam hal ini adalah Supervisor Operasi Shift B, bapak Muharman .
Untuk selanjutnya dalam Bab ini Penulis hanya menekankan pada bagian Operasi. Adapun tugas dan tanggungjawab dari bagian Operasi adalah:
1.      Mengawasi danmemeriksa kondisi peralatan Boiler lokal maupun Turbin Lokal.
2.      Membantu mengendalikan gangguan unit.
3.      Melakukan Patrol Check dan House Keeping
Adapun materi yang penulis dapat selama mengikuti kegiatan OJT pada bagian Operasi adalah:
1.      Memahami fungsi operasi dan kelayakan operasi peralatan.
2.      Memahami prosedur keselamatan kerja.
3.      Mengenal dan memahami fungsi peralatan Boiler lokal dan Turbin Lokal.
4.      Mengetahui prosedur pengoperasian unit peralatan Boiler dan Turbin beserta alat bantunya sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).










BAB IV


HASIL PELAKSANAAN


4.1          Kesimpulan

               Selamapelaksanaan OJT ini, penulis telah dapat:
1.      Memahami siklus PLTU Ombilin dan cara kerja peralatan secara umum.
2.      Mengetahui prosedur pengoperasian unit terutama peralatan Boiler local dan Turbin local beserta alat bantunya sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).
3.      Membantu mengatasi gangguan ringan dilokal, seperti melakukan pengaturan pembukaan HV401 untuk mengatur level Drum, backwash pada Boster Pump dan cleaning filter pada sistem FAR.



4.2                   Saran

               Dari pelaksanaan OJT ini dapat disarankan agar pelaksanaan OJT dilaksanakan pada satu unit  yang telah ditunjuk sehingga Mentee dapat lebih fokus dalam memahami permasalahan unit tersebut dan dapat lebih memahami sistem kerja unit itu secara keseluruhan.




BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1.      PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatra Bagian Selatan Sektor Pembangkitan Ombilin, PLTU OMBILIN 2 X 100 MW, Enjinering, Sawahlunto,2011.
2. Operation Manual  FDF ( Forced Draft Fan ),BOOK 1 of 1, Volume 1,GEC ALSTHOM : PT PLN  PLTU Ombilin 2 X 100 MW coal fider unit 1
3. Operation Manual  iDF ( Induced Draft Fan ),BOOK 1 of 1, Volume 1,GEC ALSTHOM : PT PLN  PLTU Ombilin 2 X 100 MW coal fider unit 1
4. GEC ALSTHOM, Operation and Service Procedures Ombilin Power Plant.







 

EDI SUTANTO Copyright © 2008-2009 | Edited By : Copyright Tanpa Nama